Pusat Unggulan Iptek (PUI) Polkesbang laksanakan Herbologi Diskusi Refleksi Kasus (DRK) Education tahun 2024

Palembang, 9 September 2024, Selama 2 hari PUI Polkesbang melaksanakan Herbologi DRK Education dengan mendatangkan narasumber dari Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta ( Bapak Dr. apt. Kintoko, M. Sc.). Kegiatan dihadiri oleh Direktur Poltekkes Kemenkes Palembang yang diwakili oleh Wakil Direktur I (Ibu Diah Navianti, S.Pd., M.Kes), Wakil Direktur III (Bapak Lukman, S.Kep., Ners, MM., M.Kep), Kepala Pusat Pengembangan Pendidikan (Ibu Dr. Ira Kusumawaty, SKP, M.Kes, MPH), Kepala Pusat Unggulan Iptek (Ibu Dr. Yuli Hartati, S.Pd, M.Si), 25 peserta dari masing-masing Jurusan di lingkungan Poltekkes Kemenkes Palembang.

Acara dimulai dari laporan Ketua penyelenggara dalam hal ini Kepala PUI yang dilanjutkan dengan sambutan oleh Wakil Direktur I.

Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa untuk menghadapai perkembangan dunia kesehatan yang semakin dinamis dituntut adanya peningkatan kompetensi sumber daya manusia (SDM) dalam bidang kesehatan. 

Perkembangan dalam dunia kesehatan di Indonesia setiap tahun terus mengalami peningkatan yang sangat pesat dan signifikan, terutama dalam bidang pengobatan. Adanya perubahan orientasi terkait cara upaya pemecahan masalah kesehatan yang banyak dipengaruhi oleh sektor ilmu pengetahuan, ekonomi dan tekhnologi, dimana hingga saat ini didominasi oleh sektor ekonomi. Biaya kesehatan menjadi cukup mahal sehingga menjadi berat ditanggung oleh masyarakat dengan kalangan ekonomi menengah kebawah. Sedangkan bagi masyarakat yang berkemampuan secara ekonomi, hal ini tidak menjadi masalah dalam memilih pelayanan kesehatan. Sementara itu bagi masyarakat yang kurang atau bahkan tidak berkemampuan memilih pelayanan kesehatan modern, mereka akan lebih memilih pelayanan untuk kesehatan mereka secara alternatif atau tradisional. Gejala-gejala seperti ini seolah-olah menjadi suatu legitimasi kolektif, bahwa pola pengobatan modern hanya dimiliki oleh orang yang kaya, sedangkan pengobatan tadisional dan alternatif dimiliki oleh kelompok kalangan bawah. Pemberian pengobatan secara tradisional di pandang lebih minim efek samping yang negatif di bandingkan dengan metode pengobatan secara modern.

Menyikapi hal ini Poltekkes Kemenkes Palembang mengadakan kegiatan ini dalam rangka meningkatkan pengetahuan terkait pengobatan herbal. Bagaimana kita memanfaatkan tanaman-tanaman disekitar kita untuk menyembuhkan suatu penyakit.

Acara berikutnya sambutan dari narasumber  dan dilanjutkan dengan pembacaan doa oleh panitia.

Bapak Kintoko menyampaikan bahwa dengan melakukan pengobatan herbal maka ada 3 hal yang kita lakukan adalah : 1. Melestarikan budaya bangsa Indonesia, 2. Menyehatkan diri sendiri atau orang lain, 3. Meningkatkan penghasilan masyarakat, tandasnya.

Semoga dengan kegiatan ini dapat meningkatkan wawasan para dosen di lingkungan Poltekkes Kemenkes Palembang.

(Reported by Listrianah, M.Kes)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *